Jumat, 18 Juli 2008

Mencintai Itu Keputusan

Mencintai Itu Keputusan
Karya : Anis Matta

Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya.
Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia.
Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah.
Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya.
Sebentar kemudian ia pun berkata,"Kamu kaget melihat
semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang kamu
temui di sini".
Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika
menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila.
Selanjutnya adalah bukti.

Sebab cinta adalah kata lain dari memberi.
sebab memberi adalah pekerjaan..
sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan,
menumbuhkan, merawat
dan melindungi itu berat.
sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu
lama.
sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya
mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki
kepribadian kuat dan tangguh.

maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia
mengatakan, "Aku mencintaimu". Kepada siapapun!
Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan
kepribadian disitu.

Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari Aku ingin
memberimu sesuatu.
Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari,
"Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu
untuk mengetahui apa
yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan
bahagia..."
"aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu
agar bisa tumbuh
semaksimal mungkin..."
"aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses
pertumbuhan
dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan
padamu ..."
"aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu
yang dapat merusak
dirimu...."

Dan proses pertumbuhan itu taruhannya adalah
kepercayaan orang yang kita
cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali
kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku mencintaimu", kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi. Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.

Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu, konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional.

Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Di situ konsistensi teruji.Di situ juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam waktu yang longgar.

Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya mengatakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat bagi yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati.

Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta.
Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu.

Tidak ada komentar: